Wednesday, November 17, 2010

IKLAN

IKLAN

Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu masyarakat luas target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang atau kendaraan umum (Lee & Johnson, 2004).

Berkaitan dengan iklan ada beberapa teori yang patut dicatat sebagai pegangan dengan teori tersebut kita dapat menjadikannya dasar pijakan melihat konsep-konsep iklan.

A. Teori-teori periklanan

1. Efek Minimal

Ada korelasi positip antara peningkatan biaya pemasangan iklan dengan banyaknya produk yang terjual dalam satuan waktu tertentu.

Kalau biaya pemasangan iklan makin besar akan makin banyak pula penjualannya terhadap produk yang diiklankan, demikian juga bila sebaliknya kalau biaya pemasangan iklan semakin kecil maka semakin kecil juga volume penjualan atas barang-barang atau jasa tersebut.

Micheal Scudson mengemukakan teorinya yang membantah anggapan menurutnya ini, Menurutnya yang terjadi malah sebaliknya, ada korelasi negatif antara biaya pemasangan iklan dengan volume penjualan produksi.

Artinya semakin besar biaya pemasangan iklan akan mempengaruhi makin kecilnya volume penjualan dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk memasang iklan mengakibatkan semakin besar volme penjualan.

Teori ini kemudian dia sebut dengan “Teori Efek Minimal”.

2. Teori Cutting Edge. ( Efek Samping)

Teori ini mengajarkan bahwa iklan secara tidak disadari dapat mengubah bentuk prilaku yang menyimpang dari suatu budaya umum dan membentuk sub budaya kelompok tertentu. Dikatakan teori “efek samping”, hal ini karena efek yang semula direncanakan untuk masyarakat luas sasaran tertentu tidak tercapai malah mencapai efek pada masyarakat luas yang tidak direncanakan. Akibatnya sasaran baru itu terpengaruh dan membentuk suatu sub budaya kelompok baru.

3. Teori A-T-R ( Awareness, Trial, Reinforcement)

Teori ini mengajarkan bahwa masyarakat luas itu dapat dipengaruhi oleh iklan, hasilnya kita akan menemukan sekelompok orang yang relatif tetap memakai atau membeli produk-produk hasil iklan tersebut.

Untuk mendapatkan orang yang menggunakan produk atau jasa secara tetap harus dilakukan tehnik penyampaian pesan yang disebut A-T-R (awareness, trial, reinforcement). Upaya pertama, menggugah kesadaran masyarakat luas, bahwa produk yang diinginkan itu ada disekeliling mereka. Harapan kedua ialah setelah menggugah kesadaran, setiap iklan harus kuat mempengaruhi dari segi perilaku mereka.

4. Teori Selective Influence

Teori ini mejelaskan bagaimana khalayak merespon pesan-pesan iklan dari media massa dapat diterangkan melalui teori selective influence yang terdiri dari empat prinsip :

a) Selective attention (memilih memperhatikan pesan tertentu)

Pertama, perbedaan individu dalam merespon pesan-pesan iklan terjadi hanya karena perbedaan dalam struktur kognitif yang mereka miliki. Cara pandang, berpikir, berpengetahuan, kepercayaan setiap orang terhadap sesuatu yang baru, termasuk pesan-pesan iklan tidaklah sama. Kedua, karena keanggotaan seseorang dalam masyarakat dalam berbagai kelompok sosial maupun kemasyarakatan maka ada dugaan memilih perhatian terhadap pesan tertentupun akan dipengaruhi oleh kelompoknya. Ketiga, bahwa orang lebih berminat jika suatu pesan iklan dapat membangun citra hubungannya dengan pihak lain. Pesan iklan membuat orang harus memperhatikannya karena pesan itu mengakibatkan orang itu aktif berhubungan dengan anggota keluarganya, maupun dengan kenalannya.

b) Selective Perception

Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pesan iklan adalah pilihan terhadap suatu pesan yang didasarkan pada persepsi tertentu. Karena adanya perbedaan dalam faktor-faktor kognitif, seperti minat dan kepercayaan, pengetahuan, sikap, kebutuhan, serta nilai-nilai, maka individu secara selektif pula akan mempersepsi pesan iklan yang disampaikan. Jadi terdapat perbedaan peneriamaan pesan yang dipersepsi oleh penerima karena terdapat perbedaan kognisi tersebut.

c) Selective Recall

Dalam selective recall ini bahwa seseorang cenderung memilih kembali hanya pesan-pesan yang diingat saja. Jadi prinsip ini meskipun parallel dengan seleksi pada perhatian, namun setiap orang memilih pesan iklan yang paling berkesan saja baginya.

d) Selective Action

Dalam teori Selective action dalam periklanan mungkin mengarahkan seseorang ataupun khalayak untuk memutuskan jenis produk apa yang akan dipilihnya setelah melalui proses pertimbangan, seperti keuntungan dan kerugian dari semua produk yang sama atau suatu iklan menawarkan hadiah tertentu.

5. Teori Lingkungan Informasi Pembeli

Teori ini memberi penjelasan bahwa setiap orang dapat memutuskan untuk membeli sesuatu ataupun memakai suatu produk tidak hanya berdasarkan iklan yang individu lihat saja. Dalam kenyataanya terdapat berbagai sumber informasi non-iklan yang mungkin saja berdampak lebih luas dan positif dalam menentukan pengambila keputusan terhadap produk, seperti diantaranya :

a) Pengalaman pribadi pembeli

b) Komunikasi antar pribadi dalam jaringan keluarga

c) Berita media massa yang lain

d) Kredibilitas konsumen

e) Perusahaan saingannya.

f) Kredibilitas media yang digunakan dalam masyarakat

g) Lingkungan informasi yang beragan tentang produk

h) Kegiatan personal selling, promotion, salesman dan sejenisnya

i) Informasi persaingan harga yang diperoleh dari media non masa.

6. Teori S-O-R

Bahwa suatu tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisa dari stimuli yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Teori S-O-R menitik beratkan pada penyebab sikap yang dapat mengubahnya dan tergantung pada kualitas rangsangan yang berkomunikasi dengan organisme. Menurut Hovland, proses dari perubahan sikap adalah serupa dengan suatu proses belajar, dimana terdapat tiga variabel penting yang dapat menunjang proses belajar tersebut, yakni :

a) Perhatian

b) Pengertian

c) Penerimaan.

B. Proses, Tujuan serta syarat Periklanan

Periklanan merupakan suatu proses terdiri dari 4 macam kegiatan, yakni:

1. Persiapan (preparation)àmencari informasi ttg sasaran, atau produk lawan

2. perencanaan (planning)àmembuat produk sampai rencana pemasangan di media

3. pelaksanaan (executionàmemilih media setelah diriset

4. pengawasan (control)àkontrol media, riset masyarakat luas dan produk di pasaran

Periklanan menurut Courtland Bovee & William F Arens, memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Menciptakan pengenalan merk/produk/perusahaan

2. Memposisikan, agar terbedakan dari pesaing. Memposisikan produk (posisioning) adalah melekatkan imege barang/perusahaan kepada masyarakat luas, Menurut David A. aacker, ada beberapa cara untuk melakukan strategi posisioning:

a. Menonjolkan karakteristik produk

b. Menonojolkan harga dan mutu

c. Menonjolkan kegunaannya

d. Menonjolkan siapa penggunanya

e. Menonjolkan unsure-unsur budaya

3. Mendorong prospek untuk mencoba

4. Mendukung terjadinya penjualan

5. Membina loyalitas. Iklan menyampaikan informasi bahwa produk yang dipakai konsumen masih ada di pasaran

6. Mengumumkan cara baru pemanfaatan

7. Meningkatkan citra merk/perusahaan

Oleh karena itu perlu diperhatikan yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

· Produk

Menonjolkan produk (bisa dilihat dari manfaat, kemasan, komposisi, dll)

· Harga

Menginformasikan harga dengan persuasive (iming-iming discount, dll)

· Distribusi

Menginformasikan ketersediaan, pasokan, layanan

· Promosi

Lakukan berbagai macam bentuk promosi, agar dapat menarik hati konsumen.

Menurut Djayakusumah dalam pemasaran iklan yang bagus harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

· Attention : mengandung daya tarik

· Interest : mengandung perhatian dan minat

· Desire : memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki

· Conviction : menimbulkan keyakinan terhadap produk

· Decision : menghasilkan kepuasan terhadap produk

· Action : mengarah tindakan untuk membeli

Strategi iklan harus mampu menjawab pertanyaan dasar dari rancangan sebuah sebuah kampanye periklanan yang dirumuskan dalam 5W + 1H (Suhandang, 2005) yaitu :

· What : apa tujuan iklan ?

· Who : siapa khalayak yang akan dijangkau ?

· When : kapan iklan dipasang ?

· Where : di mana iklan dipasang ?

· Why : mengapa harus demikian ?

· How : bagaimana bentuk iklannya ?

Dalam membuat iklan, kita harus memperhatikan beberapa hal seperti diatas, agar dalam memasarkan sesuatu kepada masyarakat mempunyai tujuan yang jelas sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.


SUMBER :

Suhandang, Kustadi (2005). Periklanan : Manajemen, Kiat dan Strategi., Nuansa, Bandung.

http://www.forumkami.com/forum/forum-bisnis/27864-fungsi-iklan-dalam-pemasaran.html

Wednesday, October 20, 2010

Fenomena Pasar

Popcorn Hour A-200



Popcorn Hour A-200 atau biasa disebut PCH A-200 merupakan versi pengembangan dari versi terdahulu PCH C-200 dari pabrikan yg sama. Produk Media Center ini sekilas akan terlihat biasa saja karena kotak casingnya memang dibuat kurang menarik dengan bahan plastik yg terlihat kurang kokoh.... Tapi jangan menilai dari fisik luarnya gan karena dengan harga yg ditawarkan, fitur dan performanya bisa dibilang cukup memukau.


Berikut ini sekilas spesifikasinya =
• Format yg didukung : MKV, MPEG1/2, MOV, AVI, ASF, WMV, WAV, WMA, FLAC, OGG, JPEG, BMP, PNG, GIF
• Output : HDMI 1.3, Component, S-Video, Composite, Stereo, Optical & Coaxial
• VGA : ATI Radeon HD 5470
• Layar : 14-inci LED, 1366x768 HD
• Dimensi : 270mm x 150mm x 50mm
• Berat : 1,6 kg

Kalau dilihat dari spesifikasi diatas, produk ini mampu memutar hampir semua codec video HD yang ada, seperti : Blu-ray, ISO, MKV, AVI dan MP4 serta mendukung audio FLAC, DTS HD, Dolby True HD dan masih banyak lagi sehingga bisa disebut sebagai perangkat media player yg paling lengkap
Pic tampilan:
Casing produk ini dapat dibuka dengan mudah, cukup dengan menggunakan obeng apabila kita ingin melakukan pemasangan atau penggantian harddisk internal didalamnya. Sayang sekali harddisk drive tidak di include dalam pembeliannya.


Perubahan yg cukup drastis dari model sebelumnya adalah perubahan casing dari yg sebelumnya menggunakan aluminium menjadi menggunakan plastik & adanya kipas internal. Masalah yang mungkin muncul dengan adanya kipas adalah seiring dengan waktu biasanya suara kipas akan semakin kencang. Berikut ini bisa dilihat tampilan kipas di dalamnya =
Pic Kipas:
Pada saat dites untuk menjalankan film HD 1080p dengan ukuran besar, media player ini dapat memutarnya dengan baik tanpa kendala sama sekali. Gambar yg ditampilkan terlihat jelas dengan gerakan yang sangat halus. Model ini juga memiliki port Ethernet untuk mempermudah pemindahan file melalui jaringan dan dapat digunakan sebagai media server di rumah. Fitur lain yang sangat menarik adalah webservice yang mendukung internet radio serta software P2P dan Usenet client download.

Dalam paketnya tersedia sebuah remote infra red dengan tombol yg dilengkapi lampu untuk mempermudah penggunaan dalam ruang gelap. Namun karena menggunakan sensor infra red, untuk menjalankan fungsi remote kita harus mengarahkannya ke player karena bila tidak maka player tdk dapat berfungsi membaca input dengan baik.

Isi Paket =
• 1 unit Popcorn Hour A-200 (HDD tidak termasuk) ;
• 1 unit kabel power IEC 60320 C13 ;
• 1 unit Adaptor 12V 3A AC-DC ;
• 1 unit Kabel HDMI 1,5 meter ;
• 1 unit Kabel USB ;
• 1 unit IR Remote Control (include 2 baterai "AAA")
• Sekrup 2.5" / 3.5" untuk instalasi HDD
• Quick Start Guide
• Installation Guide
• Kartu Garansi


Kalau mau cek video reviewnya silahkan gan, tapi di review dalam bahasa Inggris sama orang luar


Kelebihan =
• Gambar HD yg dihasilkan halus dan baik ;
• Mendukung DTS-HD ;
• Loading cepat ;
• Penggunaan mudah ;
• Harga relatif murah apabila dibandingkan dengan fitur dan performanya ;
• Komunitas pengguna yg besar dengan UI (jukeboxes) yg sangat beragam.

Kekurangan =
• Desain yg sangat standar ;
• Casing dan kipas yg terbuat dari plastik ;
• Kadang ditemui masalah audio apabila tidak melakukan upgrade firmware ;
• Apabila dipergunakan dalam jangka waktu yang lama produk akan terasa agak panas ketika dipegang walaupun masih dalam batas wajar.

*Harga = Kisaran Rp 2.500.000,-
untuk keterangan lebih lanjut silahkan langsung menuju TKP


sumber:
FJB KASKUS


--------------------------------------------------------------------------

Disini dapat dilihat bahwa bagaimana cara seorang produsen dalam memasarkan barang tersebut, mulai dari menyebutkan spesifikasi barang melalui gambar & suara atau audio visual (video), penjelasan kegunaan barang tersebut dengan membandingkan dengan fungsi barang lainnya, paket pembelian, lalu kelebihan serta kekurangan barang tersebut pun di tulis oleh sang penjual, agar si pembeli dapat mengetahui secara langsung, menambah nilai ++ terhadap barang yang di jualnya.
Dapat dilihat juga bahwa penulisan harga pada barang ini, ditulis di akhir dari post penjualannya, agar para pembeli dapat melihat kualitas barang tersebut lebih dahulu sehingga menarik perhatian mereka, setelah itu baru melihat harga barangnya untuk keputusan akhir dalam membeli. Kebanyakan konsumen dalam membeli barang, mereka membandingkan harga terlebih dahulu, tanpa melihat kualitas barangnya, sehingga jarang sekali orang yang serius untuk melihat lebih jauh, jika harga barang tersebut sudah terlampau cukup tinggi.


untuk comment dan saran silahkan post dibawah
(menolak bata, BRP dan sejenisnya)

Thursday, September 30, 2010

Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang atau organisasi dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.

Perilaku konsumen terkait dengan strategi pemasaran, di mana pemasaran harus mampu menyusun kriteria pembentukan segmen konsumen, kemudian melakukan pengelompokan dan menyusun profil dari konsumen tersebut. Kemudian, pemasar memilih salah satu segmen untuk dijadikan pasar sasaran. Dan setelah itu, pemasar menyusun dan mengimplementasikan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk segmen tersebut.
Mengenal istilah antara Konsumen, Konsumsi, Konsumtif, Konsumerisme.

Konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa, untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan secara langsung.

Perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk mengkonsumsi suatu barang.

Konsumtif adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dalam artian luas konsumtif adalah perilaku berkonsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah.

Konsumerisme adalah paham atau ideologi yang menjadikan seseorang atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara sadar dan berkelanjutan.


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Membeli

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Keputusan membeli pada dasarnya berkaitan dengan “mengapa” dan “bagaimana” tingkah laku konsumen

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli:
a. Kebudayaan
Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan adalah simbul dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat yang ada.
b. Kelas sosial
Pembagian masyarakat ke dalam golongan/ kelompok berdasarkan pertimbangan tertentu, misal tingkat pendapatan, macam perumahan, dan lokasi tempat tinggal
c. Kelompok referensi kecil
Kelompok ‘kecil’ di sekitar individu yang menjadi rujukan bagaimana seseorang harus bersikap dan bertingkah laku, termasuk dalam tingkah laku pembelian, misal kelompok keagamaan, kelompok kerja, kelompok pertemanan, dll
d. Keluarga
lingkungan inti dimana seseorang hidup dan berkembang, terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga perlu dicermati pola perilaku pembelian yang menyangkut:
-Siapa yang mempengaruhi keputusan untuk membeli.
-Siapa yang membuat keputusan untuk membeli.
-Siapa yang melakukan pembelian.
-Siapa pemakai produknya.
e. Pengalaman
Berbagai informasi sebelumnya yang diperoleh seseorang yang akan mempengaruhi perilaku selanjutnya
f. Kepribadian
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk beringkah laku
g. Sikap dan kepercayaan
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap nilai-nilai tertentu yang akan mempengaruhi perilakunya
h. Konsep diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri orang lain.


Macam-Macam Situasi Pembelian
Jumlah dan kompleksitas kegiatan konsumen dalam pembeliannya dapat berbeda-beda. Menurut Howard, pembelian konsumen dapat ditinjau sebagai kegiatan penyelesaian suatu masalah, dan terdapat tiga macam situasi:
1. Perilaku Responsi Rutin
Jenis perilaku pembelian yang paling sederhana terdapat dalam suatu pembelian yang berharga murah dan sering dilakukan. Dalam hal ini pembeli sudah memahami merk-mek beserta atributnya.
2. Penyelesaian Masalah Terbatas
Pembelian yang lebih kompleks dimana pemeli tidak mengetahui sebuah merk tertentu dalam suatu jenis produk yang disukai sehingga membutuhkan informasi lebih banyak lagi sebelum memutuskan untuk membeli
3. Penyelesaian Masalah Ekstensif
Pembelian yang sangat kompleks yaitu ketika pembeli menjumpai jenis produk yang kurang dipahami dan tidak mengetahui kriteria penggunaannya

Struktur Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur yang mencakup beberapa komponen:
1. Keputusan tentang jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah radio atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli radio serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk radio tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu suara, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik merknya.
3. Keputusan tentang merk
Konsumen harus mengambil keputusan tentang merk mana yang akan dibeli. Setiap merk memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merk.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan di mana radio tersebut akan dibeli, apakah pada toko serba ada, toko alat-alat listrik, toko khusus radio, atau toko lain. Dalam hal ini, produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih dari satu unit. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyak produk sesuai dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk membeli radio. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan. Keputusan tersebut akan mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembeliannya. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui keinginan pembeli terhadap cara pembayarannya.



Istilah lain dari suatu Harga dalam dunia pemasaran,
pernahkah anda mendengar istilah Harga Psikologis?...
mungkin kita hanya sering mendengar suatu produk dengan istilah Harga Ekonimis, tapi apakah anda tau tentang suatu barang dengan istilah Harga Psikologis, karena istilah tersebut tidak jauh berbeda.
Harga Psikologis dapat dikatakan bahwa Dimana suatu barang / jasa mempunyai selisih yang tidak begitu jauh antara barang / jasa yang satu dengan yang lain dengan Merk / jenis yang sama serta KUALITAS yg sama.
misalnya barang yang dijual pada Toko X dengan harga Rp. 1550, dan pada Toko Y dengan harga Rp. 1530, dengan selisih Rp. 20 itu saat seseorang membeli barang di Toko Y (lebih murah) bisa membuat seseorang merasakan kepuasan, kesenangan secara psikologis, walaupun selisih tersebut hanya sedikit, karena biasa seorang seperti ibu rumah tangga, akan membeli barang yang lebih murah agar dapat menghemat uang belanja (dengan KUALITAS yang sama), apalagi pada saat ini banyak sekali persaingan dalam dunia perdagangan, banyak market yang menjual barang mereka dengan harga sedikit lebih murah dari pesaingnya.



sumber :
Pakde sofa. (2008)
Mulyana, S. (2009)

Wednesday, March 31, 2010


note: sebelum baca, harap dengarkan dan simak video tersebut...^^

Istirahat yang besar membawa pemulihan, dan penambahan kekuatan setelah digunakan. Tidur merupakan faktor penting dalam istirahat, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mencakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya. Berjalan di udara segar, bermain tenis, menjernihkan pikiran, semuanya dapat menenangkan otot-otot. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pada saat ini sangat melelahkan, umat manusia berjuang/berusaha keras untuk bekerja. Kita semua membutuhkan istirahat untuk melawan segala kepenatan.

Pengertian istirahat

Istirahat yang besar membawa pemulihan, dan penambahan kekuatan setelah digunakan. Tidur merupakan faktor penting dalam istirahat, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya. Berjalan di udara segar, bermain tenis, menjernihkan pikiran, semuanya dapat menenangkan otot-otot. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pada saat ini sangat melelahkan, umat manusia berjuang/berusaha keras untuk bekerja. Kita semua membutuhkan istirahat untuk melawan segala kepenatan.
Studi menunjukkan dimana setelah kita bangun dari tidur yang cukup, otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Pencapaian persetujuan, pengertian /pemahaman segala jenis masalah biasanya dapat diselesaikan dengan sukses apabila dilakukan pada pagi hari dibanding pada di waktu malam hari. Pertumbuhan hormon penting untuk meningkatkan kualitas, ukuran dan efisiensi otak, juga meningkatkan pengangkutan asam amino dari darah ke otak, yang memungkinkan sel urat syaraf untuk dapat memiliki pengetahuan yang permanen dan berguna. Kebanyakan dari pertumbuhan hormon diproduksi pada saat kita itdur dengan tenang (tanpa beban)

Salah satu hormon yang penting lainnya adolah Kortisol, dimana waktu produksi terfingginya adalah dari waktu tengah malam hingga di waktu pagi (pagi-pagi sekali). Kortisol memainkan peranan yang besar dalam membantu kita menghadapi stress/tekanan yang kita hadapi setiap hari, mengurangi rasa penat dan peradangan. Bila manusia tidur terlambat, mereka membatasi kemampuan tubuh untuk menangani segala kegiatan dan mengurangi tenaga dan vitalitas pada keesokan harinya.

Pembagian kerja dalam hari/minggu kerja


Manfaat pembagian kerja adalah agar supaya pekerjaan terselenggara dengan baik sesuai rencana dan dapat diketahui dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai atau karyawan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut. (Marzuki, 1981).
Sedangkan menurut A.S Moenir manfaat pembagian kerja adalah:
• Memudahkan bagi seseorang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya tanpa menunggu perintah atau komando.
• Diketahui dengan jelas batas wewenang dan tanggung jawab dari pekerjaan itu.
• Tidak meragukan dalam pemberian tugas atau pelaksanaan pekerjaan.
• Memudahkan dalam pengawasan.
• Tidak terjadinya simpang siur atau benturan dalam pelaksanaan pekerjaan.
• Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kebutuhan pendidikan.

Untuk mengukur pembagian kerja digunakan indikator-indikator sebagai berikut:
Penempatan karyawan
Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal (A. S Nitisemito, 1996).
Beban kerja
Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu. (Sutarto, 1978)
Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di perusahaan tersebut harus tetap sama beban kerjanya.

Spesialisasi pekerjaan

Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarrkan oleh keahlian atau ketrampilan khusus (Sutarto, 1978). Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan. Namun walaupun demikian spesialisasi pekerjaan bukan merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan.

Metode Kerja

Setiap orang maupun perusahaan dalam melakukan kegiatan selalu berusaha untuk menentukan metode kerja yang baik, karena dengan metode kerja yang baik akan dapat meningkatkan produkfcifitas kerja yang tinggi.
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling ekonomis adalah sebagai berikut

1). Penggunaan anggota badan.
a). Sedapat mungkin ke dua tangan akan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam wak tu yang sama.
b). Sedapat mungkin ke dua tangan tidak menganggur secara bersamaan kecuali pada waktu istirahat.
c). Gerak dari tangan hendaknya seimbang dan serentak.
d). Gerak dari tangan dan tubuh sedapat mungkin merupakan gerakan yang serasi, segingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan para karyawan.
e). Keseimbangan dari kecepatan dan ketepatan bergerak selalu dijaga sehingga akan sesuai dengan jarak pada urut-urutan tubuh karyawan,
f). Diutamakan menyusun gerakan yang lancar dan rata secara terus menerus sehingga memudahkan karyawan untuk mempelajarinya.
g). Gerakan untuk pemindahan barang dilaksanakan dengan cepat dan semudah mungkin.
h). Pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin diusahakan dalam bentuk gerakan-gerakan normal, simetris dan tidak menyilang.
i). Akomodasi mata sedapat mungkin diusahakan tidak menimbulkan “cepat lelah”.

2). Tempat kerja.
a). Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan.
b). Peralatan, bahan serta alat pengawasan ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkauoleh karyawan yang mempergunakannya.
c). Perpindahan material; dari gudang ke tempat karyawan sedapat mungkin mempergunakan hukum gaya berat, sehingga menghemat tenaga.
d). Penggunaan “drop deliveries” (pemasukan barang dengan jalan penjatuhan/tempat barang tersebut di bawah karyawan) sedapat mungkin dipergunakan
e). Bahan-bahan dan peralatan diterapatkan dalamlokasi yang baik sehingga karyawan dapat mengambil dengan urutan yang baik.
f). Penerangan hendaknya tepat mengenai obyek kerja karyawan dengan membuat penerangan yang cukup. Sedapat mungkin arah penerangan ini tidak menyilaukan karyawan, dan juga tidak mengaburkan penglihatan karyawan.
g). Tingginya tempat kerja dan tempat duduk dibuat secara serasi mungkin sehingga memudah kan karyawan untuk sewaktu-waktu berdiri dan duduk kembali.
h). Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk tersebut diusahakan agar dapat dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga pergantian karyawan tidak memerlukan pergantian peralatan.

3). Penyusunan peralatan dan perlengkapan.
a). Kedua tangan karyawan harus dapat bergerak dengan bebas dan cepat untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Bila mermungkinkan dipergunakan perlengkapan/peralatan yang dapat digerakkan/ dipergunakan dengan kaki karyawan.
b). Dua atau lebih dari peralatan-peralatan tersebut digabungkan apabila memungkinkan.
c). Peralatan dan bahan-bahan sedapat mungkin ditempatkan dalam rangkaian yang menguntungkan karyawan.
d). Apabila setiap jari karyawan mempunyai gerakan-gerakan spesifik (misal pekerjaan pengetikan) maka beban dari setiap jari harus didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari masing-masing jari tersebut.
e). Peralatan-peralatan pengukit, palang kayu dan lain sebagainya (kalau ada) ditempatkan tidak jauh dari karyawan, sehingga karyawan dapat mempergunakannya apabila diperlukan tanpa membuang waktu dan tenaga.

Penentuan Waktu

A. Waktu standart
Setiap pimpinan akan selalu menentukan standar waktu yang dibutuhkan oleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan disusunnya waktu standar tersebut akan membantu pimpinan dalam melakukan pengawasan
Waktu standar adalah waktu yang diperlukan bagi seorang karyawan normal untulc menyelesaikan satu unit pekerjaan ditambah cadangan-cadangan waktu yang diperlukan sehingga karyawan tersebut dapat melaksanakan tugas-tugasnya dari hari ke hari walaupun terdapat gangguan-gangguan kecil dalam proses produksinya atau dengan kata lain dapat disebutkan bahwa, waktu standar adalah waktu yang diperlukan oleh seorang karyawan normal guna menyelesaikan satu unit pekerjaan dari hari ke hari tanpa menimbulkan akibat yang negatip kepadanya.

B. Waktu normal
Pengertian dari waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tanpa adanya cadangan wak tu apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses dan lain sebagainya. ‘Dari pengertian ini waktu normal, waktu yang benar-benar digunakan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya Untuk menentukan waktu normal kita harus menentukan:

a. Waktu Terpilih (selected operating time)
Waktu yang terpilih ialah waktu yang diambil sebagai yang mewakili suatu kelompok waktu dari suatu unsur atau dari suatu kelompok unsur. Waktu-waktu ini baik yang diamati atau waktu dasar harus dinyatakan sebagai waktu-waktu yang diamati atau waktu dasar yang dipilih (ILO, 1976; 82)

Untuk menentukan waktu terpilih ini, kita harus memilih karyawan yang diamati sebagai wakil dari seluruh karyawan dan karyawan yang diamati itu yang trampil dan cakap dalam bekerja sehingga dalam menentukan waktu tersebut akan memperoleh hasil yang baik, Jika memilih karyawan yang tidak trampil dan tidak cakap akan menghasilkan waktu yang tidak tepat dan tidak bisa digunakan sebagai waktu yang digunakan untuk menentukan waktu standar.

b. Performance rating
Performance rating perlu ditentukan karena setiap karyawan dari perusahaan tersebut mempunyai tingkat ketrampilan dan kecakaan yang berbeda. Tingkat ketrampilan ini biasanya ditentukan dalam bentuk prosentase, angka prosentase ini nanti dikalikan dengan waktu yang terpilih akan menghasilkan waktu normal.
Untuk menentukan tingkat ketrampilan dapat mendasarkan skala utama adalah sebagai berikut:(ILO, 1976 ; 72)

50 uraian sangat lamban, gerak canggung ragu-ragu, petugas nampak tidur tanpa minat untuk pekerjaannya.

75 uraian mantap, tenang, tak tergesa-gesa pelaksanaannya, seperti pada pekerjaan ketenangan tapi pekerja yang cukup di-awasi; nampak lamban, tetapi waktu tidak dibuang dengan sengaja sewaktu diawasi.

100 uraian pelaksanaan yang cekatan dan ber-sungguh-sungguh, seperti pada pekerja biasa yang memenuhi syarat pada pekerjaan ketenangan; standar yang dikehendaki mengenai mutu dan ketepatan dicapai denganpenuh kepercayaan.

125 uraian sangat cepat; petugas memperlihatkan tingkat kepercayaan tinggi ketangkasan dan koordinasi gerak, sungguh di atas tingkat pekerja biasa yang terlatih. 150 uraian luar biasa cepat; memerlukan usa- ha dan pemusatan pikiran yang sangat dan kiranya dapat dipertahankan untuk jangka waktu lama; pelaksanaan gemilang yang hanya dapat dicapai oleh pekerja-pekerja teladan.

Dari tingkat ketrampilan di atas kita memilih tingkat tertentu berdasarkan pengamatan terhg dap pekerja yang menjalankan pekerjaannya dan juga konsultasi sama pimpinan yang selalu mengawasi para pekerja tersebut.
Jadi waktu normal itu bisa diketahui jika waktu terpilih dan performance rating sudah ditentukan.

Setelah diperhitungkan hasil waktu terpilih dan performance rating waktu normal dapat dihitung dengan cara mengalikan antra waktu terpilih dengaan performinace rating. Waktu normal ini juga tidak bisa digunakan sebagi standar waktu kerja karyawan apalagi digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi kerja karyawan. Jika waktu tersbut digunakan sebagai waktu standar maka akan mengakibatkan kinerja karyawan setelah di evaluasi kemungkinan besar tidak memperoleh hasil efisiensi kerja yang baik karawan. Hal ini disebabkan para karyawan dalam bekerja tidak pernah dipertimbangkan waktu untuk menghilangkan kelelahan dalam bekerja.

Penentuan Waktu Standar

Setiap perusahaan perlu menentukan standar waktu kerja dalam menyelesaikan pekerjaan, hal ini perlu agar perusahaan dapat melakukan pengendalian dan juga evaluasi kerja setiap karyawan. Dalam menentukan waktu tersebut salah satu dapat dilakukan dengan menggunakan analisi gerak dan waktu. Pendekatan ini akan lebih akurat dibandingkan dengan jika menggunakan metode yang lain. Metode ini untuk menentukan waktu standar perlu membutuhkan biaya dan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode yang lain. Penentuan waktu standar dengan metode ini ada dua kegiatan yang perlu dianalisis yaitu menganailis gerakan mana yang perlu dan mana gerakan yang tidak perlu dilakukan, setelah gerakan tersebut dianalisis kemudian menganalisis waktu.

Waktu standar ini merupakan sebagai waktu yang bisa digunakan sebagai dasar penentuan standar waktu yang kerja setiap karyawan dalam melaksankan pekerjaannya. Hal ini disebabkan dalam waktu standar sudah mempertimbangkan adanya waktu yang digunakan karyawan dlam melepaskan lemah dalam mereka bekerja. Setelah dapat diperhitungkan waktu normal dan waktu cadangan maka waktu standar dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan waktu normal dangan waktu cadangan (allowance time).

Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:

1.sembrono dan tidak hati – hati
2.tidak mematuhi peraturan
3.tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4.tidak memakai alat pelindung diri
5.kondisi badan yang lemah

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.

Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.
Tujuan keselamatan dan Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan kesehatan kerja efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit.

Pencegahan kecelakaan

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kerja sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian, dalam pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman bahaya pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi apakah kadar pajanan sesuai dengan peraturan, memahami pengendalian perlengkapan atau apakah langkah manajemen sesuai persyaratan; dalam pengendalian bahaya perlu dilakukan pengendalian sumber bahaya, dari pengendalian jalur bahaya, dari pengendalian tambahan terhadap tenaga kerja pajanan, menetapkan prosedur pengamanan.

Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam bekerja kita harus memperhatikan segala kondisi yang ada, mulai dari waktu istirahat, jadwal kerja rutinitas, keahlian bidang dalam penempatan, penentuan waktu kerja, serta keselamatan kerja, dalam melakukan aspek-aspek tersebut seseorang harus dapet menentukannya.