Wednesday, March 31, 2010


note: sebelum baca, harap dengarkan dan simak video tersebut...^^

Istirahat yang besar membawa pemulihan, dan penambahan kekuatan setelah digunakan. Tidur merupakan faktor penting dalam istirahat, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mencakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya. Berjalan di udara segar, bermain tenis, menjernihkan pikiran, semuanya dapat menenangkan otot-otot. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pada saat ini sangat melelahkan, umat manusia berjuang/berusaha keras untuk bekerja. Kita semua membutuhkan istirahat untuk melawan segala kepenatan.

Pengertian istirahat

Istirahat yang besar membawa pemulihan, dan penambahan kekuatan setelah digunakan. Tidur merupakan faktor penting dalam istirahat, dimana selama tidur semua fungsi-fungsi tubuh terisi diperbaharui lagi. Istirahat tidak hanya mercakup tidur, tetapi juga bersantai, perubahan dalam aktifitas, menghilangkan segala tekanan-tekanan kerja atau maasalah-masalah lainnya. Berjalan di udara segar, bermain tenis, menjernihkan pikiran, semuanya dapat menenangkan otot-otot. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seseorang pada saat ini sangat melelahkan, umat manusia berjuang/berusaha keras untuk bekerja. Kita semua membutuhkan istirahat untuk melawan segala kepenatan.
Studi menunjukkan dimana setelah kita bangun dari tidur yang cukup, otak kita kembali berfungsi dengan sangat baik. Pencapaian persetujuan, pengertian /pemahaman segala jenis masalah biasanya dapat diselesaikan dengan sukses apabila dilakukan pada pagi hari dibanding pada di waktu malam hari. Pertumbuhan hormon penting untuk meningkatkan kualitas, ukuran dan efisiensi otak, juga meningkatkan pengangkutan asam amino dari darah ke otak, yang memungkinkan sel urat syaraf untuk dapat memiliki pengetahuan yang permanen dan berguna. Kebanyakan dari pertumbuhan hormon diproduksi pada saat kita itdur dengan tenang (tanpa beban)

Salah satu hormon yang penting lainnya adolah Kortisol, dimana waktu produksi terfingginya adalah dari waktu tengah malam hingga di waktu pagi (pagi-pagi sekali). Kortisol memainkan peranan yang besar dalam membantu kita menghadapi stress/tekanan yang kita hadapi setiap hari, mengurangi rasa penat dan peradangan. Bila manusia tidur terlambat, mereka membatasi kemampuan tubuh untuk menangani segala kegiatan dan mengurangi tenaga dan vitalitas pada keesokan harinya.

Pembagian kerja dalam hari/minggu kerja


Manfaat pembagian kerja adalah agar supaya pekerjaan terselenggara dengan baik sesuai rencana dan dapat diketahui dengan jelas tujuan suatu organisasi, pegawai atau karyawan yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pekerjaan tersebut. (Marzuki, 1981).
Sedangkan menurut A.S Moenir manfaat pembagian kerja adalah:
• Memudahkan bagi seseorang untuk melaksanakan tugas pekerjaannya tanpa menunggu perintah atau komando.
• Diketahui dengan jelas batas wewenang dan tanggung jawab dari pekerjaan itu.
• Tidak meragukan dalam pemberian tugas atau pelaksanaan pekerjaan.
• Memudahkan dalam pengawasan.
• Tidak terjadinya simpang siur atau benturan dalam pelaksanaan pekerjaan.
• Menjadi dasar pertimbangan dalam penentuan kebutuhan pendidikan.

Untuk mengukur pembagian kerja digunakan indikator-indikator sebagai berikut:
Penempatan karyawan
Penempatan karyawan ialah bahwa setiap pegawai atau karyawan telah ditempatkan sesuai dengan kemampuan, keahlian dan pendidikan yang dimiliki sebab ketidaktepatan dalam menetapkan posisi karyawan akan menyebabkan jalannya pekerjaan menjadi kurang lancar dan tidak maksimal (A. S Nitisemito, 1996).
Beban kerja
Beban kerja adalah tugas pekerjaan yang dipercayakan untuk dikerjakan dan tanggung jawabkan oleh satuan organisasi atau seorang pegawai tertentu. (Sutarto, 1978)
Beban kerja yang harus dilaksanakan karyawan hendaknya merata, sehingga dapat dihindarkan adanya seorang karyawan yang mempunyai beban kerja terlalu banyak atau terlalu sedikit. Namun demikian beban kerja yang merata ini tidak berarti bahwa setiap karyawan di perusahaan tersebut harus tetap sama beban kerjanya.

Spesialisasi pekerjaan

Spesialisasi pekerjaan adalah pembagian kerja berdasarrkan oleh keahlian atau ketrampilan khusus (Sutarto, 1978). Spesialisasi pekerjaan sangat diperlukan dalam setiap organisasi karena tidak semua pekerjaan membutuhkan keahlian dan tidak semua orang mempunyai keahlian yang sama sebab setiap orang mempunyai kelebihan dan keterbatasan sendiri. Agar semua tugas pekerjaan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik maka perlu sekali adanya spesialisasi pekerjaan. Namun walaupun demikian spesialisasi pekerjaan bukan merupakan tujuan mengkotak-kotakan pegawai atau karyawan.

Metode Kerja

Setiap orang maupun perusahaan dalam melakukan kegiatan selalu berusaha untuk menentukan metode kerja yang baik, karena dengan metode kerja yang baik akan dapat meningkatkan produkfcifitas kerja yang tinggi.
Prinsip-prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling ekonomis adalah sebagai berikut

1). Penggunaan anggota badan.
a). Sedapat mungkin ke dua tangan akan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam wak tu yang sama.
b). Sedapat mungkin ke dua tangan tidak menganggur secara bersamaan kecuali pada waktu istirahat.
c). Gerak dari tangan hendaknya seimbang dan serentak.
d). Gerak dari tangan dan tubuh sedapat mungkin merupakan gerakan yang serasi, segingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan para karyawan.
e). Keseimbangan dari kecepatan dan ketepatan bergerak selalu dijaga sehingga akan sesuai dengan jarak pada urut-urutan tubuh karyawan,
f). Diutamakan menyusun gerakan yang lancar dan rata secara terus menerus sehingga memudahkan karyawan untuk mempelajarinya.
g). Gerakan untuk pemindahan barang dilaksanakan dengan cepat dan semudah mungkin.
h). Pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin diusahakan dalam bentuk gerakan-gerakan normal, simetris dan tidak menyilang.
i). Akomodasi mata sedapat mungkin diusahakan tidak menimbulkan “cepat lelah”.

2). Tempat kerja.
a). Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan.
b). Peralatan, bahan serta alat pengawasan ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkauoleh karyawan yang mempergunakannya.
c). Perpindahan material; dari gudang ke tempat karyawan sedapat mungkin mempergunakan hukum gaya berat, sehingga menghemat tenaga.
d). Penggunaan “drop deliveries” (pemasukan barang dengan jalan penjatuhan/tempat barang tersebut di bawah karyawan) sedapat mungkin dipergunakan
e). Bahan-bahan dan peralatan diterapatkan dalamlokasi yang baik sehingga karyawan dapat mengambil dengan urutan yang baik.
f). Penerangan hendaknya tepat mengenai obyek kerja karyawan dengan membuat penerangan yang cukup. Sedapat mungkin arah penerangan ini tidak menyilaukan karyawan, dan juga tidak mengaburkan penglihatan karyawan.
g). Tingginya tempat kerja dan tempat duduk dibuat secara serasi mungkin sehingga memudah kan karyawan untuk sewaktu-waktu berdiri dan duduk kembali.
h). Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk tersebut diusahakan agar dapat dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga pergantian karyawan tidak memerlukan pergantian peralatan.

3). Penyusunan peralatan dan perlengkapan.
a). Kedua tangan karyawan harus dapat bergerak dengan bebas dan cepat untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Bila mermungkinkan dipergunakan perlengkapan/peralatan yang dapat digerakkan/ dipergunakan dengan kaki karyawan.
b). Dua atau lebih dari peralatan-peralatan tersebut digabungkan apabila memungkinkan.
c). Peralatan dan bahan-bahan sedapat mungkin ditempatkan dalam rangkaian yang menguntungkan karyawan.
d). Apabila setiap jari karyawan mempunyai gerakan-gerakan spesifik (misal pekerjaan pengetikan) maka beban dari setiap jari harus didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari masing-masing jari tersebut.
e). Peralatan-peralatan pengukit, palang kayu dan lain sebagainya (kalau ada) ditempatkan tidak jauh dari karyawan, sehingga karyawan dapat mempergunakannya apabila diperlukan tanpa membuang waktu dan tenaga.

Penentuan Waktu

A. Waktu standart
Setiap pimpinan akan selalu menentukan standar waktu yang dibutuhkan oleh karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan disusunnya waktu standar tersebut akan membantu pimpinan dalam melakukan pengawasan
Waktu standar adalah waktu yang diperlukan bagi seorang karyawan normal untulc menyelesaikan satu unit pekerjaan ditambah cadangan-cadangan waktu yang diperlukan sehingga karyawan tersebut dapat melaksanakan tugas-tugasnya dari hari ke hari walaupun terdapat gangguan-gangguan kecil dalam proses produksinya atau dengan kata lain dapat disebutkan bahwa, waktu standar adalah waktu yang diperlukan oleh seorang karyawan normal guna menyelesaikan satu unit pekerjaan dari hari ke hari tanpa menimbulkan akibat yang negatip kepadanya.

B. Waktu normal
Pengertian dari waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh karyawan normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan tanpa adanya cadangan wak tu apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses dan lain sebagainya. ‘Dari pengertian ini waktu normal, waktu yang benar-benar digunakan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya Untuk menentukan waktu normal kita harus menentukan:

a. Waktu Terpilih (selected operating time)
Waktu yang terpilih ialah waktu yang diambil sebagai yang mewakili suatu kelompok waktu dari suatu unsur atau dari suatu kelompok unsur. Waktu-waktu ini baik yang diamati atau waktu dasar harus dinyatakan sebagai waktu-waktu yang diamati atau waktu dasar yang dipilih (ILO, 1976; 82)

Untuk menentukan waktu terpilih ini, kita harus memilih karyawan yang diamati sebagai wakil dari seluruh karyawan dan karyawan yang diamati itu yang trampil dan cakap dalam bekerja sehingga dalam menentukan waktu tersebut akan memperoleh hasil yang baik, Jika memilih karyawan yang tidak trampil dan tidak cakap akan menghasilkan waktu yang tidak tepat dan tidak bisa digunakan sebagai waktu yang digunakan untuk menentukan waktu standar.

b. Performance rating
Performance rating perlu ditentukan karena setiap karyawan dari perusahaan tersebut mempunyai tingkat ketrampilan dan kecakaan yang berbeda. Tingkat ketrampilan ini biasanya ditentukan dalam bentuk prosentase, angka prosentase ini nanti dikalikan dengan waktu yang terpilih akan menghasilkan waktu normal.
Untuk menentukan tingkat ketrampilan dapat mendasarkan skala utama adalah sebagai berikut:(ILO, 1976 ; 72)

50 uraian sangat lamban, gerak canggung ragu-ragu, petugas nampak tidur tanpa minat untuk pekerjaannya.

75 uraian mantap, tenang, tak tergesa-gesa pelaksanaannya, seperti pada pekerjaan ketenangan tapi pekerja yang cukup di-awasi; nampak lamban, tetapi waktu tidak dibuang dengan sengaja sewaktu diawasi.

100 uraian pelaksanaan yang cekatan dan ber-sungguh-sungguh, seperti pada pekerja biasa yang memenuhi syarat pada pekerjaan ketenangan; standar yang dikehendaki mengenai mutu dan ketepatan dicapai denganpenuh kepercayaan.

125 uraian sangat cepat; petugas memperlihatkan tingkat kepercayaan tinggi ketangkasan dan koordinasi gerak, sungguh di atas tingkat pekerja biasa yang terlatih. 150 uraian luar biasa cepat; memerlukan usa- ha dan pemusatan pikiran yang sangat dan kiranya dapat dipertahankan untuk jangka waktu lama; pelaksanaan gemilang yang hanya dapat dicapai oleh pekerja-pekerja teladan.

Dari tingkat ketrampilan di atas kita memilih tingkat tertentu berdasarkan pengamatan terhg dap pekerja yang menjalankan pekerjaannya dan juga konsultasi sama pimpinan yang selalu mengawasi para pekerja tersebut.
Jadi waktu normal itu bisa diketahui jika waktu terpilih dan performance rating sudah ditentukan.

Setelah diperhitungkan hasil waktu terpilih dan performance rating waktu normal dapat dihitung dengan cara mengalikan antra waktu terpilih dengaan performinace rating. Waktu normal ini juga tidak bisa digunakan sebagi standar waktu kerja karyawan apalagi digunakan sebagai alat untuk melakukan evaluasi kerja karyawan. Jika waktu tersbut digunakan sebagai waktu standar maka akan mengakibatkan kinerja karyawan setelah di evaluasi kemungkinan besar tidak memperoleh hasil efisiensi kerja yang baik karawan. Hal ini disebabkan para karyawan dalam bekerja tidak pernah dipertimbangkan waktu untuk menghilangkan kelelahan dalam bekerja.

Penentuan Waktu Standar

Setiap perusahaan perlu menentukan standar waktu kerja dalam menyelesaikan pekerjaan, hal ini perlu agar perusahaan dapat melakukan pengendalian dan juga evaluasi kerja setiap karyawan. Dalam menentukan waktu tersebut salah satu dapat dilakukan dengan menggunakan analisi gerak dan waktu. Pendekatan ini akan lebih akurat dibandingkan dengan jika menggunakan metode yang lain. Metode ini untuk menentukan waktu standar perlu membutuhkan biaya dan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode yang lain. Penentuan waktu standar dengan metode ini ada dua kegiatan yang perlu dianalisis yaitu menganailis gerakan mana yang perlu dan mana gerakan yang tidak perlu dilakukan, setelah gerakan tersebut dianalisis kemudian menganalisis waktu.

Waktu standar ini merupakan sebagai waktu yang bisa digunakan sebagai dasar penentuan standar waktu yang kerja setiap karyawan dalam melaksankan pekerjaannya. Hal ini disebabkan dalam waktu standar sudah mempertimbangkan adanya waktu yang digunakan karyawan dlam melepaskan lemah dalam mereka bekerja. Setelah dapat diperhitungkan waktu normal dan waktu cadangan maka waktu standar dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan waktu normal dangan waktu cadangan (allowance time).

Konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja :
Dua hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu : perilaku yang tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak aman, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai berikut:

1.sembrono dan tidak hati – hati
2.tidak mematuhi peraturan
3.tidak mengikuti standar prosedur kerja.
4.tidak memakai alat pelindung diri
5.kondisi badan yang lemah

Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana alam) , selain itu 24% dikarenakan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat, dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.

Pendidikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Tujuan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja adalah mencegah terjadinya kecelakaan. Cara efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan, harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.
Tujuan keselamatan dan Melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan kesehatan kerja efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit.

Pencegahan kecelakaan

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, kerja sebelumnya harus dimulai dari pengenalan bahaya di tempat kerja, estimasi, tiga langkah pengendalian, dalam pengenalan bahaya perlu adanya konfirmasi keberadaan bahaya di tempat kerja, memutuskan pengaruh bahaya; dalam mengestimasi bahaya perlu diketahui adanya tenaga kerja di bawah ancaman bahaya pajanan atau kemungkinan pajanan, konfirmasi apakah kadar pajanan sesuai dengan peraturan, memahami pengendalian perlengkapan atau apakah langkah manajemen sesuai persyaratan; dalam pengendalian bahaya perlu dilakukan pengendalian sumber bahaya, dari pengendalian jalur bahaya, dari pengendalian tambahan terhadap tenaga kerja pajanan, menetapkan prosedur pengamanan.

Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa, dalam bekerja kita harus memperhatikan segala kondisi yang ada, mulai dari waktu istirahat, jadwal kerja rutinitas, keahlian bidang dalam penempatan, penentuan waktu kerja, serta keselamatan kerja, dalam melakukan aspek-aspek tersebut seseorang harus dapet menentukannya.